Jumat, 01 April 2011

AKTIVA DANA PENSIUN

NAMA : ARIEF PRASETYO IRAWAN
NPM : 21209364
KLS : 2EB18

TUGAS SOFTSKILL KE-2
AKTIVA DANA PENSIUN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program pensiun sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Mengingat bahwa Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang berlainan dengan perusahaan pada umumnya, maka perlu disusun Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku khusus untuk Dana Pensiun sebagai pedoman proses akuntansi serta proses penyusunan laporan keuangan. Kekhususan Standar Akuntansi Keuangan Dana Pensiun terutama mengenai isi laporan keuangan, penilaian aktiva dan penentuan kewajiban manfaat pensiun.

Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun luran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya, sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi kerja. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun luran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun Pekerja Mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Peraturan Dana

Pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun. Program Pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi Peserta. Program Pensiun luran Pasti (PPIP) adalah Program Pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah Program Pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun atau Program Pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun luran Pasti. Manfaat Pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan Peraturan Dana Pensiun untuk menjadi penerima manfaat pensiun. Pemberi Kerja adalah badan usaha yang memiliki program pensiun bagi karyawannya. Pemberi Kerja dapat merupakan pendiri atau mitra pendiri.
Pendiri yg dimaksud adalah :
 Orang atau badan yang membentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja
 Bank/perusahaan asuransi jiwa yang membentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan Mitra

Pendiri adalah pemberi kerja yang ikut serta dalam suatu Dana Pensiun Pemberi Kerja Pendiri untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya. Kewajiban Aktuaria (Present Value of Accumulated Pension Benefit /Actuarial Present Value of Promised Retirement Benefit) adalah nilai sekarang pembayaran manfaat pensiun yang akan dilakukan Dana Pensiun kepada karyawan yang masih bekerja dan yang sudah pensiun, yang dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan. Pendanaan adalah pembayaran iuran oleh pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta yang sifatnya tidak dapat ditarik kembali, dalam rangka menyiapkan dana untuk memenuhi kewajiban membayar manfaat pensiun. Aktiva Bersih adalah total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang belum jatuh tempo, dikurangi dengan seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria yang dihitung oleh aktuaris. Selisih Kewajiban Aktuaria adalah selisih Kewajiban Aktuaria dan Aktiva Bersih. Nilai Wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar {arm's length transaction). Pihak adalah perorangan, perusahaan, usaha bersama atau setiap kelompok yang terorganisasi.


1.2 Tujuan.

Makalah ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui apa itu dana pensiun dan akuntansi untuk dana pensiun. Seperti yang akan dibahas pada makalah ini. Agar mengetahui bagaimana sistem dana pensiun itu terjadi.







1.3 Rumusan Masalah.

Dalam makalah ini memiliki beberapa hal yang dapat dijadikan suatu permasalahan yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana ruang lingkup pada dana pensiun ?
2. Bagaimana penjelasan dari pada akuntansi dan pelaporan pada dana pensiun ?
3. Bagaimana contoh kasus dari akuntansi dana pensiun ?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Dana Pensiun.

Ruang Lingkup Dana Pensiun :
1. Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi dan pelaporan Dana Pensiun.
2. Pernyataan ini mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh Dana Pensiun kepada pihak yang berkepentingan. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan kepada masing-masing peserta program pensiun tentang hak manfaat pensiun mereka masing-masing.
3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun, mengatur tentang penentuan biaya pensiun dan aktiva/kewajiban sehubungan program pensiun yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan Pemberi Kerja. Dengan demikian pernyataan ini perlu dikaji dalam kaitannya dengan Standar Akuntansi Keuangan tersebut.
4. Standar Akuntansi Keuangan lainnya juga berlaku dalam penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun sepanjang tidak diatur dalam Pernyataan ini.
5. Pernyataan ini berlaku untuk Program Pensiun luran Pasti (PPIP) dan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), sebagaimana dimaksud di dalam peraturan perundangan yang berlaku di bidang Dana Pensiun.

Pernyataan ini tidak mengatur tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lainnya, misalnya kewajiban pemberian pesangon, pengaturan kompensasi yang ditangguhkan (deferred compensation management), tunjangan kesehatan dan kesejahteraan program bonus dan lain-lain. Program jaminan kesejahteraan sosial yang diwajibkan pemerintah (jamsostek) juga di luar lingkup pernyataan ini.

2.2 Penjelasan Akuntansi Dan Pelaporan Dana Pensiun.

2.2.1 Akuntansi dan Pelaporan Dana Pensiun.
1. Program Pensiun dapat dibedakan menjadi dua yaitu Program Pensiun luran Pasti (PPIP) dan Program Pensiun Manfaat Pasti ( PPM P) .
2. Dana Pensiun dapat berupa Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat menyelenggarakan PPIP atau PPMP, sedangkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dapat menyelenggarakan PPIP.
3. Pembentukan dan pengelolaan Dana Pensiun harus didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku.

2.2.2 Program Pensiun Iuran Pasti.

1. Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat pensiun tergantung pada jumlah iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi kerja atau iuran peserta, dan hasil usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan, meskipun nasehat aktuaris kadang-kadang digunakan untuk memperkirakan manfaat pensiun yang akan diterima peserta pada saat pensiun, berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa datang serta estimasi hasil investasi Dana Pensiun.
2. Peserta berkepentingan untuk mengetahui kegiatan investasi Dana Pensiun karena sangat menentukan manfaat pensiun yang diterima. Baik peserta maupun pemberi kerja berkepentingan untuk mengetahui apakah iuran telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun, pengawasan atas kekayaan Dana Pensiun telah dilakukan secara tepat kegiatan operasional Dana Pensiun telah dilaksanakan secara efisien dan wajar. Sedangkan Pemerintah berkepentingan untuk mengetahui apakah Dana Pensiun telah dikelola sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah untuk menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan serta kinerja investasinya. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri dari:
a. penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama suatu periode pelaporan dan dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;
b. Iaporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan; dan
c. penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.



2.2.3 Program Pensiun Manfaat Pasti.

1. Dalam PPMP, besarnya pembayaran manfaat pensiun yang diJanJikan kepada peserta ditentukan dengan rumus manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja dan penghasilan dasar pensiun.
2. PPMP membutuhkan bantuan aktuaris secara periodik untuk menentukan besarnya nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang digunakan dan merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya.
3. Tujuan pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan serta kinerja investasinya yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan Dana Pensiun dihubungkan dengan besarnya kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta pada saat tertentu. Tujuan ini lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri dari:
a. Penjelasan mengenai kegiatan penting selama suatu periode pelaporan dan dampak dari setiap perubahan peraturan Dana Pensiun;
b. Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan;
c. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi; dan
d. Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang terakhir.


2.2.4 Kewajiban Aktuaria.

Dalam laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu diungkapkan penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria seperti metode penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama aktuaris dan tanggal laporan aktuaris yang terakhir.

2.2.5 Frekuensi Penilaian Aktuaria.

Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun harus disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan yang bersangkutan.

2.2.6 Laporan Keuangan Dana Pensiun.

1. Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri dari laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan .
2. Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai kewajiban aktuaria dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.
3. Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja) atau rincian biaya yang dapat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu periode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan) .


2.2.7 Penilaian Aktiva Dana Pensiun.

Aktiva Dana Pensiun dinilai sesuai dengan SAK yang berlaku, namun mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan maka dalam neraca, untuk aktiva tertentu disamping nilai historis perlu ditentukan pula nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak mempunyai nilai wajar maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aktiva operasional dinilai berdasarkan nilai buku.



2.2.8 Penyajian Informasi dalam Laporan Keuangan.

Laporan keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan antara lain sebagai berikut:
1. Laporan aktiva bersih.
i. nilai aktiva pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat
ii. dasar penilaian aktiva
iii. investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis
iv. kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria
2. Laporan perubahan aktiva bersih.
i. biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo baik yang berasal dari pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta,
ii. biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo,
iii. hasil investasi antara lain bunga, dividen, dan sewa,
iv. pendapatan lain-lain,
v. manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terhutang, dirinci untuk peserta yang pensiun, yang meninggal atau yang cacat, juga untuk pembayaran manfaat secara sekaligus,
vi. beban administrasi,
vii. beban investasi,
viii. beban lain-lain
ix. pajak penghasilan,
x. keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau kenaikan nilai investasi, dan
xi. pengalihan dana ke/dan dari Dana Pensiun lain

3. Neraca.
i. posisi keuangan Dana Pensiun
ii. nilai historis, khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya

4. Perhitungan hasil usaha.
i. pendapatan dan beban investasi
ii. beban administrasi
iii. pendapatan lain-lain

5. Laporan arus kas.
i. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun selama periode pelaporan

6. Catatan atas laporan keuangan, mencakup sebagai berikut :
i. penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode laporan, antara lain:
a. nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada)
b. kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun
c. jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan
d. jenis program pensiun
e. iuran yang berasal dari peserta, jika ada
f. untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan
g. penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan pemindahan kelompok peserta dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya terjadi)
ii. penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting
iii. penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
iv. rincian portofolio investasi, dan
v. perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, nama dan tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP)

2.2.9 Laporan Keuangan Dana Pensiun.

Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun luran Pasti (PPIP) mencakup:
a. Laporan Aktiva Bersih
b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
c. Neraca
d. Perhitungan Hasil Usaha
e. Laporan Arus Kas
f. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.2.10 Laporan Aktiva Bersih.

Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk membayar kewajiban manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal laporan. Total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang belum jatuh tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria, menunjukkan jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal laporan.

2.2.11 Laporan Perubahan Aktiva Bersih.

Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang diperinci atas pertambahan dan atau pengurangan yang terjadi selama suatu periode tertentu.

2.2.12 Neraca, Perhitungan Hasil Usaha dan Laporan Arus Kas.

Neraca, laporan hasil usaha dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis. Khusus untuk investasi, ditentukan juga nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis menjadi nilai wajar. Untuk penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, penentuan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Di dalam Neraca, selisih antara nilai kewajiban aktuaria dan aktiva bersih disajikan sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria. Dalam Neraca Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, piutang kepada pemberi kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh tempo pada tanggal laporan.

2.2.13 Penilaian Aktiva Dana Pensiun.

Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, aktiva dinilai sebagai berikut:
a. uang tunai, rekening giro dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal
b. sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang dan surat pengakuan hutang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai
c. surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek, dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan
d. penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek, dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen
e. investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen
f. piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah memperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih; dan
g. aktiva operasional antara lain komputer, peralatan kantor dan peralatan lainnya dilaporkan berdasarkan nilai buku.

Bila suatu aktiva, misalnya gedung digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai investasi atau aktiva operasional ditentukan berdasarkan yang mana yang lebih signifikan.

2.2.14 Pengungkapan.

Informasi tentang hal tersebut di bawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain :
a. penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode laporan, nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);
- kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun
- jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan
- jenis program pensiun
- iuran yang berasal dari peserta, jika ada
- untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan
- penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan kelompok peserta dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya terjadi)
b. penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting
c. penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
d. rincian portofolio investasi
e. perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, nama dan tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).

2.2.15 Masa Transisi.

Jika penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi, perubahan tersebut dilaporkan secara prospektif.

2.2.16 Tanggal Efektif.

Pernyataan ini mulai berlaku untuk laporan keuangan Dana Pensiun yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini sangat dianjurkan.

2.3 Contoh Kasus

Kasus Akuntansi Dana Pensiun PPIP
Pada 1 Januari 2002 PT Sportif, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi perlengkapan olahraga, mendirikan sebuah dana pensiun dengan nama Dana Pensiun PT Sportif yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti. Berdasarkan Peraturan Dana Pensiun ditetapkan sebagai berikut:
Iuran Normal Pemberi Kerja : 8% PhDP
Iuran Normal Peserta : 2% PhDP
Transaksi yang terjadi selama tahun 2002 adalah sebagai berikut :
 Iuran normal diterima adalah sebesar Rp 90 jt, masing-masing Rp 70 jt dari pemberi kerja dan sisanya berasal dari peserta.
 Pada tanggal 30 Juni, pengurus membeli aktiva operasional berupa komputer seharga Rp 8.000.000,- dan peralatan kantor lainnya Rp 4.000.000,-. Oleh kebijakan manajemen kedua jenis aset tersebut disusutkan selama 5 tahun tanpa nilai sisa dengan metode garis lurus.
 Untuk meningkatkan nilai aset Dana Pensiun, pengurus pada tanggal 1 Juli melakukan penanaman investasi sebagai berikut:
 Deposito berjangka waktu satu tahun (ARO Nominal) senilai US$ 4.000,-. dengan tingkat bunga sebesar 8% per tahun. Kurs pada saat penempatan adalah US$ 1 = Rp 9.000,-
 Saham PT A (tercatat di bursa efek) dengan harga Rp 10.000.000,-
 Obligasi PT B senilai Rp 20.000.000,- dengan tingkat kupon 8% per tahun dengan biaya perolehan sebesar Rp 18.000.000,-. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2008. Dana Pensiun berniat untuk memegangnya sampai jatuh tempo
 Obligasi PT X senilai Rp 10.000.000,- dengan tingkat kupon 9% per tahun dengan biaya perolehan sebesar Rp 8.000.000,-. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2006. Dana Pensiun berniat untuk segera menjual obligasi tersebut apabila harga pasarnya telah menguntungkan
 Melakukan penempatan langsung pada PT Gurita yang baru didirikan pada tanggal 1 Januari 2003 dengan biaya Rp 20.000.000,- dengan jumlah kepemilikan 20%. Nilai wajar aset perusahaan pada tanggal tersebut adalah Rp 80.000.000,-. Goodwill diamortisasi selama 5 tahun
 Pada akhir tahun 2002, PT Gurita mengumumkan laba bersih sebesar Rp 30.000.000,- dan membagikan deviden sebesar Rp 10.000.000,-
 Selain di PT Gurita, Dana Pensiun juga melakukan penempatan langsung pada PT Global senilai Rp 20.000.000,-. Nilai kepemilikan yang diperoleh adalah 15%
 Pada akhir tahun, Dana Pensiun menerima deviden dari PT Global sebesar Rp 2.000.000,-
 Pada tanggal 25 Agustus Dana pensiun membeli sebidang tanah seharga Rp 20.000.000,-. Dana pensiun baru membayar sebesar Rp 12.000.000,- atas investasi tersebut
 Beban operasional (Gaji Pengurus & Dewan Pengawas) selama tahun 2002 adalah sebesar Rp 2.000.000,-
 Atas penempatan langsung di PT Gurita, pengurus menggunakan pencatatan metode ekuitas karena dianggap lebih mudah dan murah. Sedangkan di PT Global digunakan nilai appraisal
 Jumlah PhDP tahun 2002 adalah sebesar Rp 1.000.000.000,-
 Kurs US $ pada pada tanggal neraca adalah US $ 1 = Rp 9.500,-
 Bunga obligasi dibayarkan satu tahun sekali setiap tanggal 1 Januari
 Berikut daftar nilai wajar investasi per 31 Desember 2002:
 Saham PT A Rp 9.000.000,-
 Penempatan langsung PT Global Rp 18.000.000,-
 Obligasi PT B Rp 21.000.000,-
 Obligasi PT X Rp 11.000.000,-
 Tanah Rp 21.000.000,-

Dana Pensiun PT Sportif Jurnal Umum tahun 2002
Uraian Debet Kredit
Piutang Iuran Normal PK 80.000.000,-
Piutang Iuran Peserta 20.000.000,-
Iuran Normal PK 80.000.000,-
Iuran Normal Peserta 20.000.000,-
Kas & Bank 90.000.000,-
Piutang Iuran Normal PK 70.000.000,-
Piutang Iuran Peserta 20.000.000,-
Komputer 8.000.000,-
Peralatan Kantor 4.000.000,-
Kas 12.000.000,-
Deposito berjangka 36.000.000,-
Saham - PT A 10.000.000,-
Obligasi - PT B 18.000.000,-
Obligasi - PT X 8.000.000,-
Penempatan Langsung - PT Gurita 20.000.000,-
Penempatan Langsung - PT Global 20.000.000,-
Kas 112.000.000,-
Tanah 20.000.000,-
Kas 12.000.000,-
Utang Investasi 8.000.000,-
Beban Operasional-pengurus 2.000.000,-
Kas 2.000.000,-
Beban Penyusutan - Komputer 800.000,-
Beban Penyusutan - Perltn. Kntr 400.000,-
Akumulasi Penyusutan 1.200.000,-
Kas 15.200.000,-
Pendapatan Bunga-Deposito 15.200.000,-
(6/12 x 8% x $4.000,-x Rp 9.500,-= 1.900.000,-)
Piutang Bunga 1.250.000,-
Pendapatan Bunga-Obligasi 1.250.000,-
Obligasi B : 8% x 20 jt x 6/12 = 800.000,-
Obligasi X : 9% x Rp 10jt x 6/12= Rp 450.000,-
Kas 4.000.000,-
Pendapatan Deviden 4.000.000,-
Deviden 20% x 10jt = 2jt
Pend. Belum Terealisasi 4.000.000,-
SPI-Penempatan PT Gurita 4.000.000,-
SPI-Depositoa) 2.000.000,-
SPI-Obligasi Bb) 200.000,-
SPI-Obligasi Xc) 3.000.000,-
SPI-Penempatan PT Guritad) 5.200.000,-
SPI-Tanahe) 1.000.000,-
Pend. Belum Terealisasi 11. 400.000,-
a) Rp (9.500 –9.000) x 4.000,-=2.000.000,-
b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,-
c) 11jt - 8jt = 3 jt
d) Goodwill = 20jt – 20%x80jt = 4 jt
Bagian laba : 20% x 30jt = 6jt
-/- amortisasi goodwill : 4jt/5 = 0.8 jt
Bagian laba bersih (SPI) = 5,2 jt
e) Rp 21 jt – 20 jt = 1 jt
Pend. Belum Terealisasi 3.000.000,-
SPI-Saham A a) 1.000.000,-
SPI- Penemp. PT Global b) 2.000.000,-
a) 10jt- 9jt = 1jt
b) 20jt – 18jt = 2jt
Pendapatan bunga-Deposito 15.200.000,-
Pendapatan bunga-Obligasi 1.250.000,-
Pendapatan deviden 2.000.000,-
BebanOperasional-Pengurus 2.000.000,-
Beban Penyusutan 1.200.000,-
SHU 15.250.000,-
SHU 15.250.000,-
Kewajiban MP 15.250.000,-
Iuran Normal-PK 80.000.000,-
Iuran Normal-Peserta 20.000.000,-
Kewajiban MP 100.000.0



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program pensiun sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini, pelaksanaan pensiun atau harapan untuk memperoleh pensiun dihubungkan dengan berbagai tujuan. Masing-masing tujuan memiliki makna tersendiri, baik penerima pensiun maupun penyelenggara pensiun.
Tujuan penyelenggaraan dan penerima pensiun dapat dilihat dari 2 atau 3 pihak yang terlibat. Jika 2 pihak berarti antara pemberi kerja dengan karyawannya sendiri. Sedangkan 3 pihak yaitu pemberi kerja, karyawan dan lembaga pengelola dana pensiun.
Adapun tujuan bagi pemberi kerja dengan menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya adalah :
a. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi di perusahaan tersebut.
b. Agar di masa tua pensiun karyawna tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah bekerja di perusahaannya.
c. Memberikan rasa aman dari segi batiniah, sehingga dapat menurunkan turn over karyawan.
d. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
e. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
Bagi karyawan yang menerima pensiun manfaat yang diperoleh denagn adanya dana pensiun yaitu memberikan rasa aman dan dapat meningkatkat motivasi untuk bekerja dan kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang.
Bagi lembaga pengelola dana pensiun , tujuan penyelenggaraan dana pensiun yaitu sebagai bakti sosial terhadap para karyawan , mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan , dan turut membantu dan mendukung program pemerintah.