Kamis, 22 September 2011

Mata kuliah : Bahasa Indonesia 2#
Nama : ARIEF PRASETYO IRAWAN
Npm : 21209364
Kelas : 3eb 18

PERTANYAAN
1. Penjelasan mengenai PENALARAN DEDUKTIF DAN PENAARAN INDUKTIF
2. Karya mahasiswa dengan tema “SIAPA SAYA”

JAWABAN

1. Konsep dalam Logika menyatakan bahwa validitas sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan atau biasa kita sebut premis.

Dalam dasar penalaran logika tedapat dua jenis yang perlu anda ketahui yakni penalaran deduktif dan penalaran induktif. Bahasan pertama kita adalah penalaran deduktif yang kadang disebut logika deduktif, penalaran ini membangun atau mengevaluasi argumen secara deduktif. Dimana, argumen ini dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Contoh argumen deduktif:

Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung

Selanjutnya bahasan kedua kita mengenai penalaran induktif atau kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.

Contoh argumen induktif:

Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah jantung
Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung

Untuk memudahkan anda mengidentifikasi maupun mengenali perbedaan antara penalaran induktif maupun deduktif, kita dapat lihat dibawah ini :

Penalaran Deduktif
- Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
- Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.

Penalaran Induktif
- Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
- Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Penalaran (reasoning)
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran,dan sebab itu lebih sulit disbanding pengertian dan proposisi. Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
Contoh:
Logam 1 dipanasi dan memuai
Logam 2 dipanasi dan memuai
Logam 3 dipanasi dan memuai
Logam 4 dipanasi dan memuai
Logam 5 dipanasi dan memuai
Dan seterusnya
Jadi : semua logam yang dipanasi memuai
Konklusi dan premis
Dari contoh diatas,dapat dikatakan bahwa penalaran ialah gerak pemikikiran dari proposisi 1 dan seterusnya,hingga proposisi terakhir(=kesimpulan). Jadi penalaran suatu proses pikiran. Sebuah penalaran terdiri atas:premis dan kesimpulan. Premis mayor dan premis minor.
Penalaran deduktif dan induktif
Biasanya dibadakan menjadi dua maccam penalaran, konklusi lebih sempit dari premis. Pada penalaran induktif, konklusi lebih luas dari premis.
Contoh penalaran deduktif:
Semua manusia akan mati (premis mayor)
Bambang adalah manusia (premis minor)
Jadi: bambang akan mati (konklusi)
Contoh penalaran induktif:
Logam 1 memuai kalau dipanaskan (mayor mayor)
Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)
Semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)

Hukum-hukum penalaran
Perlu dipahami bahwa”yang benar” tidak tidak sama dengan yang logis. Yang benar benar adalah suatu proposisi. Sebuah proposisi itu benar kalau ada kesesuaian antara subyek dan predikat. Yang logis adalah penalaran. Suatu penalaran dikatakan logis kalau mempunyai bentuk yang tepat, da sebab itu penalaran itu sahih. Maka hubungan kebenaran antara premis dan konklusi dapat dirumuskan dalam hukum-hukum penalaran sebagai berikut:
1. Apabila premis benar,konklusi benar
Contoh:
Semua manusia akan mati
Ali adalah manusia
Jadi: Ali akan mati
Disini premis mayor dan minor benar.oleh karena itu konklusinya juga benar.
2. Konklusi salah ,premis juga salah
Contoh:
Semua manusia akan mati
Malaikat adalah manusia
Jadi : Malaikat akan mati
Disini konklusinya salah,sebab itu premis atau kedua-duanyanya juga salah
3. Apabila premis salah ,konklusi dapat benar atau salah
Contoh:
Malaikat itu benda fisik
Batu itu malaikat
Jadi: batu itu benda fisik
Disini kedua preminya salah ,tetapi konklusinya benar
4. Apabila konklusi benar,premis dapat benar dapat pula salah
Contoh : lihat contoh konklusi benar ,premis benar
Lihat contoh pada hukum pertama.

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yangkebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori,hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejalatersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggihtetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci suksesuntuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.Kedua penalaran tersebut di atas (penalaran deduktif dan induktif), seolah-olah merupakancara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori (Heru Nugroho; 2001: 69-70). Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi. Proses berpikir refleksi ini diperkenalkan oleh John Dewey (Burhan Bungis: 2005;19-20), yaitu dengan langkah-langkah atau tahap-tahap sebagai berikut :

 The Felt Need, yaitu adanya suatu kebutuhan. Seorang merasakan adanya suatu kebutuhan yang menggoda perasaannya sehingga dia berusaha mengungkapkan kebutuhan tersebut.
 The Problem, yaitu menetapkan masalah. Kebutuhan yang dirasakan pada tahap thefelt need di atas, selanjutnya diteruskan dengan merumuskan, menempatkan dan membatasi permasalahan atau kebutuhan tersebut, yaitu apa sebenarnya yang sedang dialaminya, bagaimana bentuknya serta bagaimana pemecahannya.
 The Hypothesis, yaitu menyusun hipotesis. Pengalaman-pengalaman seseorang berguna untuk mencoba melakukan pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Palingtidak percobaan untuk memecahkan masalah mulai dilakukan sesuai dengan pengalaman yang relevan. Namun pada tahap ini kemampuan seseorang hanya sampai pada jawaban sementara terhadap pemecahan masalah tersebut, karena itu ia hanya mampu berteori dan berhipotesis.
 Collection of Data as Avidance, yaitu merekam data untuk pembuktian. Tak cukupmemecahkan masalah hanya dengan pengalaman atau dengan cara berteorimenggunakan teori-teori, hukum-hukum yang ada. Permasalahan manusia dari waktuke waktu telah berkembang dari sederhana menjadi sangat kompleks; kompleks gejalamaupun penyebabnya. Karena itu pendekatan hipotesis dianggap tidak memadai,rasionalitas jawaban pada hipotesis mulai dipertanyakan. Masyarakat kemudian tidak puas dengan pengalaman-pengalaman orang lain, juga tidak puas dengan hukum-hukum dan teori-teori yang juga dibuat orang sebelumnya. Salah satu alternatif adalah membuktikan sendiri hipotesis yang dibuatnya itu. Ini berarti orang harus merekam data di lapangan dan mengujinya sendiri. Kemudian data-data itu dihubung-hubungkan satu dengan lainnya untuk menemukan kaitan satu sama lain, kegiatan inidisebut dengan analisis. Kegiatan analisis tersebut dilengkapi dengan kesimpulan yang mendukung atau menolak hipotesis, yaitu hipotesis yang dirumuskan tadi.
 Concluding Belief, yaitu membuat kesimpulan yang diyakini kebenarannya.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tahap sebelumnya, maka dibuatlahsebuah kesimpulan, dimana kesimpulan itu diyakini mengandung kebenaran.
 Conclusion, yaitu memformulasikan kesimpulan secara umum.Konstruksi dan isi kesimpulan pengujian hipotesis di atas, tidak saja berwujud teori,konsep dan metode yang hanya berlaku pada kasus tertentu ± maksudnya kasus yang telah diuji hipotesisnya ± tetapi juga kesimpulan dapat berlaku umum terhadap kasusyang lain di tempat lain dengan kemiripan-kemiripan tertentu dengan kasus yang telahdibuktikan tersebut untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.Proses maupun hasil berpikir refleksi di atas, kemudian menjadi popular pada berbagai prosesilmiah atau proses ilmu pengetahuan. Kemudian, tahapan-tahapan dalam berpikir refleksi inidipatuhi secara ketat dan menjadi persyaratan dalam menentukan bobot ilmiah dari proses tersebut.

Sumber referensi :
www.scribd.com
www.kafeilmu.com


2. Karya Mahasiswa
Tema : “Siapa Saya”
Judul : Sebuah Cerita, Sepanjang Kehidupanku


Namaku Arief Prasetyo Irawan. Sebut saja Arief, atau biasa disapa Irawan untuk orang orang yang telah mengenalku. Aku lahir dan dibesarkan oleh keluarga tercintaku, aku lahir di suatu kota yang jauh dari pusat kota terkenal di bumi Pertiwi ini. Kota itu yaitu Wonogiri, lokasinya berada di Jawa Tengah, tepatnya di Pokoh dimana aku dan keluargaku berteduh dan berrbagi kisah satu dsama lain. Aku lahir tanggal 22 Juni 1990 bertepatan dengan ulang tahun Ibu Kota Jakarta yang selalu semarak setiap tahunnya untuk merayakan hari jadi kota metropolis tersebut. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan adik – adikku. Pertama kali aku lahir, itu merupakan hal terindah bagi kedua orang tuaku, Karena aku merupakan anak pertama bagi mereka. Ini merupakan sebuah anugerah tersendiri. Ketika itu aku masih tinggal di rumah orang tua dari ayahku. Namun tidak lama kemudian aku, ayah, dan mamaku berpindah ke kota Jakarta untuk membangun sebuah keluarga kecil nan bahagia. Disitulah ayah dan mama baru merasakan suka dukanya menjadi orang tua. Namun mereka tegar, memulai hidup keluarga dari nol, waktu pun terus berlari tanpa menunggu apapun yang terjadi itu. Tapi karena tekat ayahku yang keras dan ulet, akhirnya ayah bisa mencapai apa yang dia dambakan dalam hidupnya, yaitu bekerja sesuai bidangnya. Ayah bisa kerja di luar negeri di sebuah kapal pesiar di sana.
Setelah lama kemudian, kurang lebih 1 tahun lamanya. Ayah kembali ke Indonesia, dan membawa kami ke kota asal, yaitu Wonogiri, dan kami memulai membangun rumah disana. Ketika aku beranjak usia 5 tahun, aku mulai di sekolahkan oleh kedua orang tuaku di Taman Kanak - kanak swasta favorit , yaitu TK Kanisius. Aku memang pemalas waktu itu, jangankan belajar, membacapun aku jarang. Itu karena aku sangat menikmati masa kecilku. Namun ketika aku memasuki TK nol besar, mamaku mengandung. Tapi dipikiranku dulu masih belum tahu apa itu nanti yang akan terjadi kemudian.
Setelah 9 bulan lamanya, akhirnya mama melahirkan anak kedua. Adikku itu laki – laki. Itu merupakan adik pertamaku dalam hidup. Aku senang ternyata bisa memiliki saudara, jarak antara aku dan adikku 6 tahun, cukup jauh juga. Tapi aku merasa senang karena aku tidak sendirian lagi.
Setelah 2 tahun lamanya aku di TK itu, akhirnya aku lulus. Dan aku melajutkan di bangku Sekolah Dasar. Aku masuk SD negeri 1 favorit l pada tahun 1997. Aku bangga bisa sekolah di tempat itu, namun hal yang tak bisa aku hilangkan yaitu aku selalu terikat dengan kemalasan. Mungkin karena aku belum mengerti. Sepanjang aku duduk di bangku SD, aku selalu tidak bisa mendapat peringkat 10 besar. Entah kenapa itu, namun aku menjalani dengan bahagia.
Pada tahun 2003, aku lulus Sekolah Dasar, dan aku melanjutkan Sekolah Meengah Pertama. Namun aku tidak melanjutkan sekolah di Wonogiri lagi, karena aku tidak bisa masuk SMP Negeri 1 faavorit, dan sekaligus karena urusan keluarga, akhirnya kami sekeluarga berpindah ke Bekasi dan menetap di sana. Akhirnya dengan suatu ketergesa – gesaan, aku tidak dapat memilih SMP yang aku inginkan. Aku pun masuk SMP swasta Galatia Bekasi. Pada tahun 2003 itu aku memulai semua dengan keluargaku di rumah baru. Aku menjadi semakin mengerti hidup ini, aku semakin sadar akan apa yang terjadi di setiap waktunya. Kelas 1SMP pun aku juga harus disunat, karena itu merupakan kewajiban seorang laki – laki beranjak deawasa. Mungkin di sekolah itu aku terasa lain dari yang lain, karena suaraku yang khas sekali logatnya dari Jawa, jadi teman – teman mudah mengenalku. Karena juga teman – temanku mayoritas berasal dari keluarga Chinese. Tapi ini membuatku banyak pengalaman, disamping dapat bergaul dengan teman – teman yang baru, aku juga dapat merasakan pahit manisnya tinggal di Bekasi ini. Teman – teman yang berbeda ras dengan aku ini, tak menghalangiku untuk bergaul dengan mereka, dan mereka pun juga bersimpati denganku.
Mungkin ini awalku beranjak dewasa, dari masa SMP ini aku semakin dapat belajar akan sesuatu yang baru, akupun mulai bisa mengalahkan rasa malasku yang dulu melekat dalam diri. Aku sempat ketinggalan jauh mengenai pelajaran dan wawasan dengan teman – teman sebayaku disini, yang aku bisa handalkan hanya bermain futsal atau sepak bola. Tapi aku mengikuti kemana arus itu mengalir. Karena aku suka berolah raga, jadi aku memaksimalkan potensi itu, basket, futsal, badminton, aku tekuni sesuai hobiku. Namun tetap focus belajar meskipun kurang maksimal. Dari 22 siswa dikelasku, aku hanya dapat menduduki peringkat 13 hingga 11 saja. Aku sempat menyesal akan semua ini, tapi penyesalan itu hanya akan membuat lama perjalananku, aku harus lihat ke depan, itu intinya.
Pada tahun 2004, aku memiliki adik kecil perempuan, dari situ aku melihat bahwa hidup ini indah, segala sesuatu selalu membawa kebahagiaan. Jadi sekarang aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan 2 adik saudara kandungku. Yah memang aku dengan adik kedua ku kurang bisa akur, wajar saja. Tapi aku dulu terlalu acuh dengan adik keduaku, karena kami sering bertengkar. Namun ada eyangku yang selalu melerai kami dan menasehati aku sebagai kakak. Aku pun terkadang merasa jika eyang selalu pilih kasih. Tapi maksud eyang baik dan aku juga yang seharusnya mengalah.
Setelah tahun 2006, aku akhirnya lulus SMP dengan nilai biasa, tapi itu tak membuatku masalah. Ketika memasuki masa Sekolah Menengah Atas, aku menginginkan masuk SMA 10 Bekasi, tap karena nilaiku yang kurang terpaut 2,00 , akhirnya aku ditolak. Aku menyesal karena hanya karena nilaiku kurang sedikit, aku batal masuk SMA itu. Pada akhirnya tahun itu aku masuk SMA swasta yang sama ketika aku SMP.
Dari sini aku sangat disadarkan, bahwa aku sempat gagal untuk masuk SMAyang aku pilih itu, akhirnya masa – masa SMA ku, sangat aku hargai setiap waktunya. Ketika kelas 1 SMA, aku bertekad untuk mendalami semua pelajaran yang dipelajari di sekolah. Aku bisa menghargai waktu antara untuk belajar dan bermain, dan pada saai itu perjuanganku membuahkan hasil sedikit, aku bisa masuk peringkat 10 besar. Mulai dari situ aku semakin terpacu untuk belajar lebih giat agar dapat meraih peringkat yg lebih baik. Saat memasuki kelas 2 SMA, aku dihadapkan dengan kedua pilihan, antara Ilmu Pengetahuan Alam dengan Ilmu Pengetahuan Sosial. Guru – guruku menyarankan masuk IPA karena nilai ku dan potensi yang aku miliki bisa memenuhi criteria untuk masuk IPA, namun dalam hatiku aku sudah bertekad untuk masuk IPS, bukan semata apa, namun lebih dikarenakan aku ingin mendalami pelajaran Akuntansi. Akhirnya aku tepat pada pendirianku dan aku memulai mendalami kelas 2SMA jurusan IPS. Dari sini aku membuat perubahan dalam hidup, aku membuat segalanya yang tek bermanfaat dan membuang – buang waktu harus aku singkirkan. Aku pun lebih rajin dalam segala hal, dan fantastisnya, pada saat kenaikan kelas, aku mendapat peringkat 3 di kelas. Aku sangat bangga karena ini merupakan pertama dalam hidupku bisa meraskan peringkat 3 besar.
Keika kelas 3SMA IPS, aku bisa menjalani cara belajarku yang efektif ini lebih dalam lagi, selain lebih dalam, juga dikarenakan kelas 3 ini merupakan penentuan aku untuk lulus atau tidaknya Ujian Nasional yang biasanya menjadi kekhawatiran dan ketakutan siswa – siswi SMA. Aku tak gentar dengan itu, aku gerus focus dan berlatih lebih giat lagi, dan akhrnya ketika kenaikan kelas 3, aku bisa meraih peringkat 2 besar dari 22siswa dikelas, memang siswa – siswinya tak seberapa di kelas, namun mereka tidak bisa diremehkan untuk urusan belajar. Mereka juga mengikuti les dan privat bimbingan belajar sebelum Ujian Nasional, tapi aku tidak, karena aku bertekad untuk bisa belajar sendiri dan tidak merepotkan orang tua. Itu yang aku suka dari caraku berpikir dan kesungguhanku.
Dan ketika Ujian Nasional dimulai, sungguh ini merupakan kekhawatiran yang mendalam, tapi aku berserah kepada Tuhan, aku percaya itu semua indah pada waktunya. Ujian pun berjalan dengan lancar dan aku bisa hampir maksimal mengerjakannya. Setelah Ujian Nasional berakhir, beban pikiran terasa ringan, dan setelah hari pengumumuan kelulusan, hati dan pikiran mulai kacau lagi karena kekhawatiran takut tidak lulus. Tapia pa yang terjadi? Ternyata aku lulus dengan nilai tertinggi urutan ke 5 dari 1 angkatanku di SMA. Wah lega sekali rasanya karena bisa melepas masa putih abu – abu dengan sesuatu yang membanggakan buat aku. Dan akhirnya perjuanganku di SMA bisa tercetak bagus di ijazah dengan nilai – nilai yang memuaskan.
Ketika tahun 2009 aku lulus SMA, akhirnya aku melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai mahasiswa baru. Pada waktu itu aku tidak ada terpikir sama sekali untuk masuk kampus negeri favorit ternama. Entah knapa bisa seperti itu, tapi aku sudah memiliki kampus yang tidak jauh dari tempat tinggalku, akhirnya aku memilih Kampus Gunadarma untuk mencapai sarjana strata 1 ku. Menurutku, kampus apapun itu, jika kita niat, pasti bisa meraih apa yang kita mau. Tapi kampus ini pilihan tepat untuk aku karena mendapat peringkat nasional yang membanggakan. Disinilah aku memfokuskan apa yang menjadi tujuanku nanti. Aku memantapkan degan fakultas dan jurusan yang sudah aku rencanakan, yaitu fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi S1. Di kampus ini, aku memantapkan pendidikan sebagai prioritas pertamaku. Tapi aku imbangi juga dengan kesibukan – kesibukan yang lain juga. Saat ini aku masih aktif sebagai mahasiswa di Kampus Gunadarma dan masih bertahan dengan IP diatas 3, selagi waktu masih bisa dikejar, aku akan tingkatkan IP ku hingga aku lulus sarjana nanti.
Ketika bicara siapa saya, ternyata aku adalah sosok laki – laki yang sangat berperasa, berperasa disini dalam arti mudah merasakan sesuatu yang hal tersebut seolah – olah ditujukan pada diriku pribadi. Terkadang aku merasa harus menyimpan perasaan yang menyakitkan karena seseorang itu, tapi aku selalu berusaha tegar dengan apa yang membuatku sedih itu. Karena aku berpikir bahwa masih banyak orang – orang diluar sana yang lebih tersakiti.
Untuk masalah lain, aku adalah orang yang gemar berolah raga, untuk maslaha olah raga, aku selalu menekuni apa yang aku hobikan. Di sini bukan karena untuk tujuan semata apapun, tapi lebih dikarenakan ini merupakan investasi kesehatan untik dimasa tuaku nanti, ini menurutku. Selain itu aku juga suka jalan – jalan, dan memodifikasi motor. Semua yang aku suka dalam hidup ini, dapat terlihat dengan apa yang ada dan melekat dalam hidup keseharianku.
Selain hobi, aku merupakan laki – laki yang suka tantangan, banyak tantangan dalam hidup yang sering aku jalani, karena menurutku hidup itu tantangan yang indah, bukan dalam artian negatif. Karena jika aku tidak bisa melakukan sesuatu hal yang ada di depan mata, itu berarti aku serasa memiliki hutang dan gagal menjalani tantangan tersebut.
Aku juga adalah laki – laki yang disiplin dan rapi, karena aku suka keindahan. Sesuatu yang rapi aku mulai dari hal – hal terkecil terlebih dahulu, dan untuk sesuatu yang disiplin aku lakukan dari mulai hal – hal terkecil terlebih dahulu, sehingga nanti akan terbiasa seperti itu. Hal ini diajarkan oleh ayahku, tapi memang dari sebelumnya aku sudah menyukai kerapihan dan keindahan. Tapi aku orang yang berjiwa keras, tidak mau diatur dan diperintah yang berlebihan, cukup dengan nasehat – nasehat yang berguna dan disampaikan secara baik – baik penuh kasih sayang, jika itu tidak terjadi, terkadang aku merasa jenuh dan mengabaikan. Jadi cukup dengan kata – kata yang memotivasi, itu akan membuatku menjadi pendengar yang baik.
Hal lain yang merupakan sesuatu yang melekat di diriku, bahwa aku adalah manusia biasa, terkadang melakukan kesalahan – kesalahan yang tidak di sengaja, namun dari kesalahan itu aku dapat belajar lebih baik lagi untuk tidak mengulanginya. Satu hal terakhir, aku seorang yang penyayang, satu kata ini dapat mewakili seluruhnya jika kita mengerti.
Untuk hal – hal lain yang mungkin aku tidak sebutkan, setidaknya sudah tergambar dengan adanya cerita – ceritaku diatas. Inilah kisahku, sekedar berbagi untuk sebuah cerita, sepanjang kehidupanku hingga nantinya.

Nama : ARIEF PRASETYO IRAWAN
Npm : 21209364
Kelas : 3eb 18