Kamis, 17 Maret 2011

GADIS KECIL

gadis kecil berusia empat tahun itu sedang asyik mencoret-coret tanah di pekarangan rumahnya, sementara pembantu yang menjaganya sedang menjemur pakaian. beberapa waktu kemudian, Ita si gadis kecil itu menemukan paku berkarat dan memakainya untuk menggambar. Kemudian Ita berjalan ke garasi dan mulai menggoreskan paku itu di sedan hitam yang baru di beli papanya. dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan sedan itu.

Sore harinya, ketika mama dan papanya pulang, dengan bangga ia menarik tangan papanyaa untuk memperlihatkan hasil karyanya di garasi. Pemandangan digarasi itu dengan cepat memompa emosi papanya dan karena lepas kendali papanya memukuli tangan Ita dengan mistar."Ampun Pa ... ampun pa..." itulah jeritan yang keluar dari mulut Ita, tapi jeritan itu tidak dihiraukan oleh papanya. setelah merasa puas papanya berhenti dan menyuruh pembantu untuk mengurusi Ita yang baru saja didisiplin tanpa pembelaan sang mama.

Tangis yang panjang melelahkan Ita dan ia pun tertidur. ketika pembantu memandikannya, dari awal sampai selesai mandi Ita menangis karena rasa perih dikedua tangannya. ketika sipembantu memberitahukan majikannya, mereka hanya menyuruhnya untuk mengoleskan salep. keesokan harinya mereka bekerja seperti biasa, sementara tangan Ita mulai membengkak. saat si pembantu menelepon nyonyanya, ia kembali diperintahkan untuk mengoleskan salep dan memberi obat demam. Hari berganti dan suhu badan Ita mulai naik, namun kedua ortunya tidak serius mengobati tangan Ita sampai suatu hari suhu badan Ita sangat tinggi. dengan panik merekapun membawa Ita kerumah sakit. diagnosa dokter, ia demam diakibatkan oleh luka-luka ditangannya. setelah diopname selama satu minggu akhirnya dengan berat hati dokter memberitahukan kondisi Ita. " tangannya yang bernanah telah membusuk, untuk menyelamatkan Ita maka kami akan mengamputasi tangan Ita" Dengan derai air mata dan penyesalan yang tak habisnya, Papa dan Mama Ia menandatangani surat persetujuan. Singkat cerita, Ita dioperasi dan setelah siuman dengan menahan rasa sakit ditangannya ia berkata

"Pa, Ita nggak akan nakal lagi. Ita sayang sama Papa, sama Mama, tapi Pa, tolong kembalikan tangan Ita. kalau nggak pinjam aja Pa, Ita janji nggak akan mengulanginya, Ita nggak akan nakal lagi,. Ayo Pa, kembalikan tangan Ita ..."
semua orang yang ada diruangan itu membisu, hanya isak tangis dan derai air mata yang berbicara mewkili kesedihan dan penyesalan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar