Kamis, 10 Januari 2013

TUGAS AKHIR SOFTSKILL ETIKA PROFESI AKUNTANSI


TUGAS SOFTSKILL ETIKA PROFESI AKUNTANSI
Nama          : ARIEF PRASETYO IRAWAN
Npm           : 21209364
Kelas          : 4eb 18


1. Bagaimana budaya organisasi bisa mempengaruhi perilaku etis?
    Jawab :
            Pendapat saya berdasarkan ilmu sosial yang saya pelajari, ada beberapa factor mengapa budaya organisasi dapat mempengaruhi perilaku etis, diantaranya sebagai berikut :
·         Pribadi / individu
Budaya organisasi pada dasarnya merupakan sebuah perkumpulan dari antara individu – individu yang sebelumnya kemungkinan tidak ada hubungan atau perkenalan yang terjalin, baik sebagai teman, sahabat, ataupun rekan dalam sekolah maupun kerja. Dengan adanya budaya organisasi ini, kelak nantinya akan tercipta suatu pertukaran pengalaman pribadi ataupun kebiasaan yang ada antar pribadi, karena pada dasarnya setiap pribadi memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda – beda. Hal ini sangatlah logis, sehingga dengan adanya pribadi antar pribadi yang saling berinteraksi maka akan menimbulkan pengaruh baik dari segi moral, kebiasaan pribadi, dan juga ini akan menjadikan suatu gambaran yang melekat antar pribadi karena adanya perbedaan melekat yang manusiawi dalam diri manusia.
·         Sosialitas
Budaya organisasi merupakan komunitas yang tidak hanya terdiri dari satu orang. Oleh sebab itu dengan adanya interaksi dari berbagai pihak, akan mempengaruhi perilaku etis seseorang pula, bahkan kumpulan dari komunitas atau budaya organisasi tersebut. Hal ini yang nantinya akan memberikan dampak baik buruknya organisasi tersebut bagi perilaku seseorang yang ada didalam organisasi tersebut. Baik dari kebiasaan interaksi dan juga cara pandang yang dipengaruhi karena beranekaragam budaya yang ada dalam organisasi tersebut
·         Lingkungan sosial
Ini merupakan factor yang sangat penting, tanpa disadari suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Factor ini dikarenakan bahwa lingkungan merupakan tempat dimana individu maupun komunitas itu dapat mempengaruhi sikap dan perilaku etis. Secara umum, jika lingkungan sosial kita berada dizona negative, maka kemungkinan besar aka nada beberapa perilaku etis yang akan menjadi buruk juga, begitu pula sebaliknya.
Sehingga dapat disimupulkan bahwa individu, sosial, dan lingkungan, ketiganya merupakan hal yang dapat mempengaruhi perilaku etis dalam berbudaya organisasi.

2. Apa yang menentukan tingkatan integritas masalah etika!
    Jawab :
Terdapat 4 tingkatan integritas etika, diantaranya :
·         Etika atau moral individu
Dimana dijabarkan tingkatan ini memberikan pelajaran tentang yang baik dan yang buruk yang memiliki factor ketergantungan dari hal – hal atau puhak lain, seperti keluarga, keyakinan, budaya, dan sejarah kehidupan.
·         Etika organisasi
Merupakan norma yang berlaku, dan bersifat umum maupun tidak umum, formal maupun tidak formal yang memberikan teladan perilaku, sikap dan tindakan bagi anggota organisasi yang termasuk didalamnya.
·         Etika sosial
Merupakan norma, tata cara yang ada dan memberikan contoh yang selayaknya dilakukan sebagai anggota masyarakat, supaya statusnya sebagai anggota masyarakat yang mendiami wilayah tersebut selalu terjalin dengan baik sebagaimana semestinya.
·         Etika profesi
Merupakan serangkaian tata cara ataupun peraturan yang ditujukan untuk memberikan ajakan perilaku yang diharapkan pada kalangan profesi yang mencerminkan integritasnya sebagai kalangan berprofesi.

3. Faktor apakah yang mempengaruhi etika secara internasional?
Jawab :
·         Integritas
·         Intelektualitas
·         Objektifitas
·         Tanggung jawab
·         Perilaku professional
·         Lingkungan sosial
·         Budaya

4. Berikan beberapa contoh skandal etika dibidang akuntansi (Accounting Scandal) dalam kurun waktu 2005 – 2012?
Jawab :

KASUS SKANDAL MANAJEMEN PERSIS SOLO TERHADAP HAK PENDAPATAN DIEGO MENDIETA

Diego Mendieta meninggal dunia setelah terserang virus yang menjalar ke bagian tubuh hingga otaknya, serta jamur candidiasis di bagian tenggorokan hingga pencernaan. Pemain yang lahir pada 13 Juni 1980 ini meninggalkan sepakbola Indonesia dengan menyisakan kisah ironis dan menjadi tamparan telak bagi stakeholder sepakbola Indonesia yang bertikai.
Enam bulan sisa kontraknya bersama Persis Solo senilai 120 juta rupiah belum terbayar hingga ajal menjemputnya. Meskipun demikian dengan bonus penampilannya di Batik Cup lalu. Padahal jika dikalkulasi nilai 120 juta untuk jangka enam bulan sebenarnya bukanlah beban berat untuk diselesaikan dibandingkan omzet rata-rata klub Divisi Utama Liga Indonesia yang lebih besar nilainya daripada itu.
Namun angka 120 juta rupiah itulah harga yang harus ditebus Diego Mendieta dengan nyawa. 120 juta rupiah itu pula nominal yang menjamin harkat hidup dan meraih asa gembira bagi Diego yang tidak dapat pulang ke negaranya karena menunggu pembayaran hak yang terkatung-katung.
Tidak jelas siapa yang mesti bertanggung jawab pasca manajemen Persis Solo "membubarkan diri" selepas berakhirnya kompetisi musim lalu. Selama menunggu hak-hak yang tak kunjung terbayarkan Diego masih setia menemani klubnya bermain. Ia melakukannya meski tidak ada bantuan, biarpun itu hanya berupa paksaan atau punishment dari operator kompetisi kepada klub membayar kewajibannya.
Kesimpulannya :
Kesimpulan yang dapat saya tarik yaitu bahwa skandal etika dibidang akuntansi tidak hanya terjadi pada perusahaan perusahaan besar yang mengacu pada profitabilitas perusahaan, namun didalam hal ini pun dapat terjadi, dimana kejadian ini terjadi pada tahun 2012. Tidak tanggung – tanggung, bukan hanya etika akuntansi dan manajemen yang buruk, namun juga merugikan orang lain yang terikat didalam organisasi tersebut hingga mengakibatkan nyawa pihak lain pun terrenggut.
Betapa kejamnya jika saya amati untuk kasus ini, karena ini sudah diluar etika akuntansi yang sewajarnya. Organisasi ini sangat pintar menutupi keburukan skandal akuntansinya yang berupa penggelapan pendapatan anggotanya. Namun saat semuanya terbongkar, karena adanya korban dari skandal ini, yang hingga menelan korban anggotanya, barulah skandal ini terbongkar di media. Sungguh kejamnya etika akuntansi yang dilakukan oleh organisasi tersebut hingga akhirnya dapat mencoreng nama baiknya sendiri karena manajemen dan system akuntansi            yang tak wajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar