NAMA
: ARIEF PRASETYO IRAWAN
NPM
: 21209364
KELAS :
3EB 18
MATERI : RESENSI
TUGAS :
KE-2
Resensi
Resensi ialah tulisan
yang isinya menimbang atau menilai sebuah karya yang dikarang atau dicipta
orang lain. Resensi itu asal katanya dari bahasa Belanda recensie. Dalam bahasa
Inggris, padanan katanya adalah istilah review (ini juga berasal dari bahasa
Latin: revidere; re “kembali”, videre “melihat”). Karya yang dinilai dalam
tulisan resensi meliputi buku, film, teater, lagu, dan semacamnya.
Resensi juga suatu
tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi
adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu
patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Seorang penulis
pertimbangan buku bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam
menentukan perlu-tidaknya suatu hasil karya seni. Bila pertimbangan yang
diberikan itu tetap memperhatika titik-tolak tadi, maka penulis secara
terus-menerus akan berusaha menyesuaikan pertimbangannya dengan selera pembaca.
Dalam artian yang lebih luas, resensi itu dibuat juga untuk memberikan
pertimbangan terhadap karya-karya seni lainya, seperti drama, film, sebuah
pementasan, dan sebagainya.
Untuk memberi
pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku,
penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus
memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua, ia harus
menyadari apa maksudnya membuat resensi itu.
Dari kata pengantar atau dari
pendahuluan dapat diketahui tujuan pengarang buku. Dengan menilai kaitan antara
tujuan sebagaimana ditulis dalam kata pengantar atau pendahuluan serta
realisasinya dalam seluruh karangan itu, penulis resensi akan mempunyai bahan
yang cukup kuat untuk dapat menyampaikan sesuatu kepada para pembaca.Penulis
resensi harus memperhatikan kewajiban mana yanga harus dipenuhinya, yaitu
kewajiban terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaianya terhadap buku itu.
Resensi buku diartikan sebagai timbangan, tinjauan, telaah, dan
penilaian, yang di dalam bahasa Inggris disebut review (dalam Webster College
Dictionary diartikan sebagai: a critical evaluation of a book). Sedangkan di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, resensi adalah pertimbangan, pembicaraan,
atau ulasan sebuah buku.
Pada hakikatnya
resensi buku hanya harus memberi penjelasan apa adanya terhadap suatu buku;
baik kekurangan maupun kelebihannya. Di sana tidak ada embel-embel yang berbau
iklan atau pesan sponsor. Karena itulah resensi buku yang baik hanya mengungkap
apa yang dapat ditangkap oleh peresensi secara kritis terhadap keberadaan buku
tersebut.
Nah, bagaimana seorang penulis resensi dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari sebuah buku? Di sinilah letak perbedaan membaca dengan membaca! Membaca-nya seorang penikmat tentu berbeda dengan membaca-nya seorang pengamat. Seorang peresensi buku duduk pada posisi sebagai seorang pengamat. Seseorang akan mampu mengamati sebuah buku dengan baik apabila dirinya kaya akan pengetahuan, wawasan, daya kritis, serta memiliki kreativitas dan kebebasan berpikir. Kemudian untuk dapat menyatakan kekurangan dan kelebihan atau memberi penilaian terhadap sebuah buku yang selesai dibacanya, seorang peresensi tentu sebelumnya telah memiliki bekal atau modal kekayaan berupa pengetahuan dan wawasan yang diperolehnya dari banyak membaca dan melakukan pengamatan. Sebab untuk dapat melakukan timbangan (resensi) terhadap sebuah buku tentu saja diperlukan pembanding (buku-buku) serupa atau sejenis dengan yang sedang diresensi. Itulah sebabnya, seorang penulis resensi yang piawai adalah seorang pembaca yang baik.
Nah, bagaimana seorang penulis resensi dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari sebuah buku? Di sinilah letak perbedaan membaca dengan membaca! Membaca-nya seorang penikmat tentu berbeda dengan membaca-nya seorang pengamat. Seorang peresensi buku duduk pada posisi sebagai seorang pengamat. Seseorang akan mampu mengamati sebuah buku dengan baik apabila dirinya kaya akan pengetahuan, wawasan, daya kritis, serta memiliki kreativitas dan kebebasan berpikir. Kemudian untuk dapat menyatakan kekurangan dan kelebihan atau memberi penilaian terhadap sebuah buku yang selesai dibacanya, seorang peresensi tentu sebelumnya telah memiliki bekal atau modal kekayaan berupa pengetahuan dan wawasan yang diperolehnya dari banyak membaca dan melakukan pengamatan. Sebab untuk dapat melakukan timbangan (resensi) terhadap sebuah buku tentu saja diperlukan pembanding (buku-buku) serupa atau sejenis dengan yang sedang diresensi. Itulah sebabnya, seorang penulis resensi yang piawai adalah seorang pembaca yang baik.
Ketika berhadapan
dengan sebuah buku yang selesai dibaca, daya analisanya langsung mencari
perbandingan kepada buku-buku serupa (sejenis) yang pernah dibaca sebelumnya.
Di samping buku-buku sejenis sebagai pembanding, seorang peresensi yang baik
dituntut memiliki pengetahuan yang luas kepada bacaan dari berbagai jenis
disiplin ilmu yang lain. Oleh sebab itu, mutlak, seorang penulis resensi buku
yang baik haruslah seorang pembaca yang baik pula.
Secara umum, resensi dibagi menjadi 3,
yaitu:
1. Deskriptif : menggambarkan dan menjelaskan
tentang karya seseorang secara menyeluruh, baik dari segi isi, penulisannya,
maupun penciptanya (creator). Resensi deskriptif ini tidak sampai pada
penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap karya yang dia resensi. Dia
hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah
karya.
2. Deskriptif-evaluatif : resensi dengan karakter kedua ini
melakukan penilaian terhadap sebuah karya lebih dalam dari yang pertama. Dia
tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah karya secara keseluruhan dengan
kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada akhir resensi, apakah
karya yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
3. Deskriptif-komparatif : resensi yang ketiga ini lebih sulit
lagi daripada macam resensi yang kedua. Resensi macam ketiga ini mencoba
melakukan penilaian pada sebuah karya dengan cara membandingkan karya orang
lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara isi dan materi. Disebut
sulit, sebab selain membutuhkan analisa mendalam dan kritis, resensi
macam ketiga ini membutuhkan pengetahuan dan wawasan luas. Tidak hanya satu
karya yang harus dia pahami, namun karya-karya lain yang berhubungan dengan
karya yang dia resensi harus pula dia pahami.
Penulis harus
menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai untuk membuat suatu resensi yang
baik. Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karyaadalah:
a.LatarBelakang
Penulis dapat mengemukakan tema dari karangan itu. Apa yang sebenarnya ingi disampaikan pengarang dari bukunya itu. Hal ini dapat dilengkapi dengan deskripsi buku itu. Penulis menyampaikan ikhtisar atau ringkasan buku itu, sehingga pembaca akan memperoleh gambaran mengenai isi buku itu.
a.LatarBelakang
Penulis dapat mengemukakan tema dari karangan itu. Apa yang sebenarnya ingi disampaikan pengarang dari bukunya itu. Hal ini dapat dilengkapi dengan deskripsi buku itu. Penulis menyampaikan ikhtisar atau ringkasan buku itu, sehingga pembaca akan memperoleh gambaran mengenai isi buku itu.
Semua
hal mengenai latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Hal
ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui sedikit mengenai buku itu.
b.Macam/JenisBuku
Penulis harus menunjukan kepada pembaca buku yang baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana. Penulis harus mengklasifikasikan mengenai buku itu. Dengan memasukan ke dalam kelas buku tertentu, maka dengan mudah penulis dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan buku-buku lain yang termasuk dalam kelompok yang sama itu. Perbandingan mengenai buku itu, akan membuat para pembaca tertarik dan ingin membaca isi buku tersebut.
c.KeunggulanBuku
Faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Buku-buku yang sama jenisnya bisa menunjukan perbedaan yang sangat besar, baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penetapan pokok yang khusus. Buku-buku yang non fiktif sangat berbeda satu sama lain, itulah yang menyebabkan perbedaan nilai dan keunggulan yang dimilikinya.
Keunggulan
buku dapat dilihat dari kerangka buku itu. Hubungan bagian yang satu dengan
yang lain terjalin secara harmonis, jelas, dan memperhatikan perkembangan yang
masuk akal atau tidak. Bagian terdahulu menjadi sebab atau dasar bagi bagian
yang menyusul.
Bahasa merupakan unsur penting dalam masalah keunggulan buku. Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimatnya, hubungan antar kalimat, serta pilihan kata yang dipergunakan. Semuanya akan menciptakan pula gaya bahasa yang dipakai. Tidak ada dua buku (buku fiktif atau non fiktif) yang sama gaya bahasanya.
Bahasa merupakan unsur penting dalam masalah keunggulan buku. Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimatnya, hubungan antar kalimat, serta pilihan kata yang dipergunakan. Semuanya akan menciptakan pula gaya bahasa yang dipakai. Tidak ada dua buku (buku fiktif atau non fiktif) yang sama gaya bahasanya.
Penulis
resensi dapat mengemukakan mengenai masalah teknis. Sebuah buku yang baik harus
pula ditampilkan dengan wajah yang baik. Baik dalam artian yang menyangkut lay
out, kebersihan terutama pencetakannya. Kesalahan dalam pencetakan akan
mengganggu para pembaca, untuk itu perlu diberi catatan mengenai
kesalahan-kesalahan pencetakan.
Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan member kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukan pertalian kompak antara bagian-bagiannya. Menilai sebuah buku berarti member saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima kehadiran buku itu.
Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan member kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukan pertalian kompak antara bagian-bagiannya. Menilai sebuah buku berarti member saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima kehadiran buku itu.
Nilai Buku
Nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan
dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun
yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainya. Ada banyak vareasi dasar bagi
resensi dengan menggunakan sasaran penilaian, yakni organisasi, isi, bahasa,
dan teknik. Seorang penulis resensi, pengarang harus tetap mengingat tujuan,
mengemukakan pendapat-pendapatnya dengan jelas, secara khusus dan selektif.
Tujuan resensi buku
adalah mengomunikasikan penilaian yang sudah ditimbang
masak-masak ada pembaca lain, agar mereka memutuskan ingin membaca buku
tersebut atau tidak. Penting menyajikan resensi yang mudah dipahami pembaca,
mampu memenuhi kebutuhan dan
karakteristik mereka. Dan sebagai saran seorang kawan, pembaca diharapkan akan mempertimbangkan pula masukan tersebut. Ingat, seorang kawan tak akan memaksa; andaipun terkesan memaksa, itu pasti demi kebaikan atau karena rasa sayang. Bila saran itu dirasa datang dari seorang kawan baik, orang yang tak akan mencelakakan, yakinlah saran
itu akan berpengaruh, setidak-tidaknya karena ada seseorang telah bersaksi bahwa sebuah buku itu sungguh-sungguh layak diperhatikan. Asma Nadia menyebutkan lima alasan kenapa kita harus menulis resensi.
karakteristik mereka. Dan sebagai saran seorang kawan, pembaca diharapkan akan mempertimbangkan pula masukan tersebut. Ingat, seorang kawan tak akan memaksa; andaipun terkesan memaksa, itu pasti demi kebaikan atau karena rasa sayang. Bila saran itu dirasa datang dari seorang kawan baik, orang yang tak akan mencelakakan, yakinlah saran
itu akan berpengaruh, setidak-tidaknya karena ada seseorang telah bersaksi bahwa sebuah buku itu sungguh-sungguh layak diperhatikan. Asma Nadia menyebutkan lima alasan kenapa kita harus menulis resensi.
Berikut
ini kutipan apa yang ia tulis :
1. Sebagai upaya mengikat makna. Dengan menulis kamu
mengikat apa yang kamu baca. Dengan mengikatnya maka kamu tidak akan cepat lupa
pada hal-hal yang mungkin baik yang ada di buku itu.
2. Menulis resensi juga merupakan latihan yang baik untuk
mengapresiasi sebuah tulisan, dengan elemen-elemennya. Resensi tentu saja bukan
sekumpulan pujian terhadap satu buku. Resensi boleh saja merupakan deretan
kritikan terhadap buku itu. Sah-sah saja. Tapi dengan meresensinya maka kamu
akan memikirkan baik buruknya buku yang kamu baca, dengan lebih dalam. Yang
pada berikutnya akan memberimu masukan secara pribadi, kekurangan-kekurangan
penulis yang tidak boleh dibiarkan ada pada tulisanmu nanti, maupun mencoba
mengambil kelebihan-kelebihan si penulis, agar juga menjadi milikmu. Khususnya
jika kamu ingin menjadi seorang penulis.
3. Menulis resensi seperti juga buku harian, surat pembaca,
atau blogging, merupakan latihan yang sangat baik untuk menulis. Dengan menulis
resensi kamu belajar mengungkapkan gagasan dengan lebih baik.
4. Menulis resensi, juga membantumu mengingat buku-buku apa
yang telah kamu baca. Daripada sekadar membaca, toh kamu sudah membeli buku
itu, kenapa tidak sekalian menulis apa kesanmu, apa yang bisa kamu ambil, apa
protesmu tentang buku itu. Ini bisa jadi cara baik untuk mengajak temanmu yang
lain membaca. Apalagi kalau diam-diam kamu punya koleksi resensi dari semua
buku yang kamu baca.
5. Menulis resensi juga bisa pembelajaran untuk bernalar
dalam mentranskripsi teks yang sangat luas ke dalam teks lebih ringkas dengan
mengembangkan analisis prioritas terhadap teks yang akan diresensi. Dengan
demikian, kecerdasan otak kanan juga lebih terasah.
Untuk resensi buku, berikut beberapa kiat
yang bisa membantu kita untuk mempermudah penulisannya.
1.
Baca isi buku dengan pemahaman keilmuan yang kita miliki. Seorang yang tidak
menguasai teori sastra sama sekali, jelas akan kesulitan menganalisa buku
sastra. Apakah peresensi harus seorang ahli/ilmuwan? Tentu tidak. Tapi, minimal
menguasai dasar-dasar suatu ilmu pengetahuan yang ada dalam isi buku tersebut.
2.
Peresensi yang baik seyogianya membaca isi buku secara lengkap, jika perlu
berulang-ulang dan membandingkan dengan beberapa buku serupa. Tapi ini akan
merepotkan dan menghabiskan energi. Peresensi yang demikian biasanya untuk
penulisan jenis resensi kritik. Untuk jenis resensi informatif atau deskriptif,
kita hanya mencari bagian-bagian point of view dari tema buku, termasuk kata
pengantar dan epilog. Namun demikian, hanya bisa diterapkan untuk
mengulas buku ilmiah yang mana bab per babnya disusun secara baku dan teratur.
Untuk buku jenis novel jelas tidak bisa diterapkan.
3.Pilih
tema pokok yang ingin anda jelaskan dalam resensi. Point of view, atau angle
tidak boleh lebih dari satu. Hal ini untuk menghindari melebarnya pembahasan
dari tema pokok.
4.
Kutip beberapa materi dari isi buku sebagai data ulasan.
5.
Berikan penjelasan pada lead tulisan secara singkat dan deskriptif isi buku.
6.
Materi isi buku dijabarkan pada bagian struktur/badan penulisan.
7.
Akhiri penulisan dengan komentar singkat. Peresensi yang baik akan menyanjung
dan mengkritik secara objektif dan proporsional. Ingat, posisi peresensi dalam
hal ini adalah sama dengan seorang ilmuwan. Tak boleh subjektif dan distortif
dalam menyampaikan ulasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar