NAMA
: ARIEF PRASETYO IRAWAN
NPM
: 21209364
KELAS :
3EB 18
MATERI : RESENSI
TUGAS :
KE-2
RESENSI NOVEL INDONESIA
“SANG PEMIMPI”
1.
Identitas Buku
Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : x + 292 Halaman
Cetakan : ke-14, januari 2008
ISBN : 979-3062-92-4
2. Pratinjau
Luar biasa. Begitulah kesan yang tersirat setelah membaca
buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini. Bagaimana
tidak? Alur cerita dan gaya bahasa yang disuguhkannya mampu dikemas begitu apik
dari awal hingga akhir. Ditinjau dari segi intrinsiknya, novel ini bisa
dibilang hampir tanpa cela. Sebab di setiap peristiwa, Andrea dengan cerdas
menggambarkan karakteristik dan deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya.
Sehingga pembaca bisa dengan mudah menafsirkan arah jalan ceritanya. Bahasanya
pun sangat memikat, dengan dibumbui ragam kekayaan bahasa dan imajinasi yang
luas. Novel ini memiliki kekayaan bahasa sekaligus keteraturan berbahasa
Indonesia.
Dimulai dari istilah- istilah saintifik, humor metaforis,
hingga dialek dan sastra melayu bertebaran di sepanjang halaman. Mulanya,
cerita ini lebih bernuansa komikal dengan latar kenakalan remaja pada umumnya.
Canda tawa khas siswa SMA sangat kental. Namun lebih dalam menjelajahi setiap
makna kata demi kata, terasalah begitu kuat karakter yang muncul di tiap-tiap
tokohnya. Terlebih saat Andrea membawa kita ke dalam kenyataan hidup yang harus
dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik kemustahilan, dan
dengan sensasi filosofis Andrea kembali membangkitkan obor semangat meraih
mimpi dan menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat
mengantarkannya ke Sorbonne, kota impiannya.
Selain menggambarkan betapa super power-nya kekuatan mimpi,
pada novel ini Andrea juga mencitrakan kebijaksanaan seorang ayah yang begitu
besar. Pengorbanan dan ketulusan seorang ayah dalam mendukung mimpi anaknya di
tengah keterbatasan hidup menjadikan semangat tak terbeli bagi Ikal dan Arai
dalam menggapai impiannya. Disinilah cerita mulai berevolusi menjadi balada
yang begitu mengharu biru. Kesabaran seorang ayah dan rasa sayang seorang anak
yang luar biasa besarnya kepada sang ayah menyempurnakan novel ini menjadi
bacaan yang begitu kolosal dan sarat akan pesan-pesan moril. Angkat topi untuk
Andrea Hirata yang telah berhasil membuat suguhan kisah yang kental dengan
budaya melayu namun sangat cerdas dan saintifik. Tak hanya bisa membuat
seseorang kembali membangun mimpi- mimpinya, novel ini juga bisa menambah rasa
hormat kita kepada sang ayah dan mencintainya dengan tulus meskipun di tengah
kondisi yang sangat terbatas.
3. Isi
1) Unsur Intrinsik
- Tema
Tema
yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan
perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan
sebuah mimpi atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per
kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi
sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
- Latar
Dalam
novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan
dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main,
terminal Bogor, dan Pulau
Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
- Penokohan dan Perwatakan
Ikal
: baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma
Arai
: pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah
Jimbron :
polos, gagap bicara, baik, sangat antusias padakuda
Pak Balia
: baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar
: galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal:
baik, penuh kasih sayang
Ayah
Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain Mahader, A
Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak
cik dan Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
- Alur
Dalam
novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang
menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan
peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
- Gaya Penulisan
Gaya
penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan
kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan.
Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap
katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora,
penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi.
Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa
disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang
Pemimpi.
- Amanat
Amanat
yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu
sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan
pernah
bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia
yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia
yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
- Sudut Pandang
Sudut
pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan
dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
2) Unsur Ekstrinsik
- Nilai Moral
Nilai
moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa
humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya
kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai
perangai yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.
- Nilai Sosial
Ditinjau
dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu
dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan
Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang
lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai batas
kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong,
dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.
- Nilai Adat istiadat
Nilai
adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada sekolah tradisional
yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata
pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah
tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah khazanah budaya yang lebih
Indonesia.
- Nilai Agama
Nilai
agama pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama pada bagian-bagian dimana
ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan
islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu hormat mereka patuhi. Hal
itu juga yang membuat novel ini begitu kaya.
4. Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan
Banyak
kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi kekayaan
bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga
merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas
dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa
intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang
mem-background-i adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan
menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada
novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter
sehingga
kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
2) Kelemahan
Pada
dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena penulis
dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan
eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi
yang dirasakan pembaca
sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
5. Sinopsis
Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang sebuah kehidupan
tiga orang anak Melayu Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang penuh dengan
tantangan, pengorbanan dan lika-liku kehidupan yang memesona sehingga kita akan
percaya akan adanya tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan kekuasaan
Allah. Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang demi menuntut ilmu
di SMA Negeri Bukan Main yang jauh dari kampungnya. Mereka tinggal di salah satu los di pasar kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk tetap hidup sambil belajar.
di SMA Negeri Bukan Main yang jauh dari kampungnya. Mereka tinggal di salah satu los di pasar kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk tetap hidup sambil belajar.
Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala
Sekolah sekaligus mengajar kesusastraan di SMA Negeri Bukan Main, dalam novel ini
juga ada Pak Mustar yang sangat antagonis dan ditakuti siswa, beliau berubah
menjadi galak karena anak lelaki kesayangannya tidak diterima di SMA yang
dirintisnya ini. Sebab NEM anaknya ini kurang 0,25 dari batas minimal.
Bayangkan 0,25 syaratnya 42, NEM anaknya hanya 41,75.
Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar
karena telah menonton film di bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA
Negeri Bukan Main. Pada apel Senin pagi mereka barisnya dipisahkan, dan mendapat
hukuman berakting di lapangan sekolah serta membersihkan
WC.
WC.
Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik
kandung kakek Ikal dari pihak ibu,ketika kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahmya
juga wafat ketika Arai kelas 3 sehingga di kampung Melayu disebut Simpai
Keramat. Sedangkan Jimbron bicaranya gagap karena dulu bersama ayahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar